Oleh: Join Kristian Zendrato
Saya rasa, adalah sesuatu yang luar biasa bahwa
orang-orang Majus dari Timur bisa bertemu dan menyembah Yesus. Dengan petunjuk
Tuhan (menggunakan bintang), orang-orang Majus berusaha mencari Yesus. Mereka
tentunya harus melakukan perjalanan yang jauh dan mungkin berbahaya, tetapi hal
itu tidak membuat niat mereka untuk mencari “Raja” itu kian redup. Dengan
suplai kebenaran yang “serba sedikit” itu, mereka pada akhirnya bisa menemukan
Yesus Sang Raja.
Tetapi kontras dengan orang-orang Majus itu adalah
Herodes, dan imam-imam kepala, serta ahli-ahli Taurat Yahudi. Mereka justru
tidak tahu menahu tentang kelahiran Raja itu. Ini merupakan kontras yang
menggelikan. Bagaimana tidak, orang-orang Majus yang jauh justru lebih tahu
dari pada orang-orang yang dekat secara fisik seperti Herodes,
imam-imam kepala, serta ahli Taurat Yahudi.
Ini adalah peringatan untuk kita. Bisa saja kita
terlihat dekat, tetapi sebenarnya jauh dari Kristus. Kita sering pergi ke
Gereja, melayani Tuhan, dan sebagainya. Tetapi itu tidak menjamin bahwa kita
dekat dengan Kristus. Bahkan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat yang
mengenal nubuatan tentang Kristus itu (bdk. Mat. 2:4-6) tetap jauh dari
Kristus. Saya rasa, banyak orang yang juga merayakan Natal pada saat ini,
tetapi sesungguhnya mereka jauh dari Kristus. Apakah itu termasuk Anda?
Maka ketika orang-orang Majus mengunjungi Herodes
dan bertanya kepadanya, “Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan
itu? Kami telah melihat bintang-Nya dari Timur dan kami datang untuk menyembah
Dia” (Mat. 2:2), respons dari Herodes adalah sebagai berikut: “Ketika raja
Herodes mendengar hal itu terkejutlah
ia beserta seluruh Yerusalem” (Mat. 2:3).
Dalam KJV, RSV, dan NASB, kata “terkejutlah” diterjemahkan sebagai was troubled (terganggu), dan NIV
menterjemahkannya dengan was disturbed (terganggu).
Maka kesimpulannya adalah ketika Herodes mendengar bahwa ada “Raja” baru yang
lahir, maka ia terganggu. Mungkin saja Herodes terganggu karena takut
kehilangan status quo gara-gara Raja
baru itu. Tetapi yang mengherankan adalah orang-orang Majus itu secara
eksplisit menyatakan bahwa Raja itu baru dilahirkan (Mat. 2:2), dan dengan
demikian Raja baru itu masih Bayi, dan belum bisa berbuat apa-apa. Tetapi
inilah yang terjadi: kelahiran seorang Bayi ini mengganggu Herodes. Sehingga Ia
berusaha mencari tahu keberadaan Bayi itu supaya bisa membunuh-Nya.
Selanjutnya, bukan hanya Herodes yang merasa
teranggu. Matius mencatat juga bahwa “seluruh Yerusalem” ikut terganggu. Mengapa
mereka terganggu? Mungkin karena mereka takut akan reaksi Herodes yang kejam
gara-gara kelahiran Raja baru itu. Dan ini memang terbukti nantinya ketika
Herodes membunuh semua anak-anak di Betlehem dan sekitarnya yang berumur dua
tahun ke bawah (Mat. 2:16-18).
Saya bisa mengatakan bahwa terganggunya Herodes
karena kedatangan Kristus terjadi karena kebodohan teologis. Jika ia sadar dan
mengetahui bahwa Yesus datang untuk menyelamatkan manusia berdosa (bukan untuk
menghancurkan kerajaan Herodes) maka tentunya ia tidak akan terganggu. Tetapi
karena kebodohan inilah ia justru terganggu. Kebodohan ini membuat ia salah paham dengan Kristus,
sehingga ia berniat membunuh-Nya.
Jika dulu Herodes terganggu
karena kedatangan Kristus, maka rasa terganggu ini terus-menerus ada sepanjang
masa ketika Kristus diberitakan. Orang-orang
yang sering terganggu karena pemberitaan Injil adalah saudara-saudara Herodes
yang bodoh “zaman now.” Anda akan menemukan orang-orang seperti Friedrich Nietszche (meninggal
1900) ketika Anda memberitakan Kristus. Nietszche dalam bukunya The Anti-Christ (1895) mengecam segala
sesuatu yang buruk dan dekaden. Dan ia berkomentar bahwa tidak ada yang lebih
dekaden daripada Kekristenan itu sendiri. Mengenai Allah Kristen, John Stott
menyatakan bahwa.
Nietszche menyimpan segala caci makinya yang paling kasar untuk “konsepsi Kristen tentang Alah” sebagai “Allah orang sakit, Allah sebagai laba-laba, Allah sebagai roh [dengan nada ejekan],” dan untuk Mesias Kristen yang dengan penuh penghinaan ditolaknya sebagai “Allah di atas Salib.”[1]
Apakah Anda merasa diganggu juga oleh Kristus?
Bukankah Anda merasa diganggu karena Dia melarang Anda bekerja pada hari
Minggu? Bukankah Anda merasa diganggu karena Dia melarang Anda berzinah?
Bukankah Anda merasa diganggu karena Dia menuntut Anda untuk jujur dalam usaha
apa pun? Jika Anda terganggu karena Firman Kristus, maka saya harus menyatakan
bahwa Anda tidak berbeda dengan Herodes.
[1]John
Stott, Salib Kristus, terj. Grace
Purnama Sari (Surabaya: Momentum,
2015), hal. 52. Judul
asli The Cross of Christ, 20th
anniversary edition (with study guide) (Surabaya: Momentum, 1986).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar