Oleh: Join Kristian Zendrato
Ayat terkenal Yohanes
3:16 menyatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya
kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup
yang kekal.” Perhatikan khususnya kata-kata yang saya tulis miring. Hidup yang kekal diberikan kepada mereka yang percaya kepada Anak Allah
yaitu Yesus Kristus. Nah, secara tidak langsung, hal ini juga menunjukkan bahwa
mereka yang tidak percaya tidak diberikan
hidup yang kekal, artinya binasa. Lalu
apa artinya tidak diberikan hidup yang
kekal atau binasa itu? Dalam pasal yang sama di ayat 36-nya, Yohanes
menulis, “Barangsiapa percaya kepada
Anak, ia beroleh hidup yang kekal,
tetapi barangsiapa tidak taat kepada
Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Jadi dalam ayat di atas, percaya
kepada Yesus dihubungkan dengan hidup yang kekal, sedangkan tidak taat atau
tidak percaya kepada Yesus dihubungkan dengan kondisi murka Allah tetap ada di atasnya. Jadi, kita bisa menyimpulkan dari
sini bahwa tidak mendapat hidup yang kekal atau binasa itu adalah merasakan murka Allah secara kekal. Nah,
merasakan murka Allah secara kekal itu menunjuk pada penghukuman di dalam neraka secara kekal. Orang kaya yang mengalami
hukuman itu digambarkan “menderita sengsara,” “sangat kesakitan dalam nyala
api,” (Lukas 16:23, 24). Jadi kondisi “menderita sengsara,” atau “sangat
kesakitan dalam nyala api,” akan berlangsung kekal. Itulah keadaan dari orang-orang
yang tidak percaya kepada Kristus.
Sekarang mari kita
memikirkan makna kata kekal itu. Apa makna
keka itul? Banyak yang tidak peduli dengan kata kekal itu. Jadi ketika
mereka mendengar kata-kata “hukuman kekal,” mereka biasa-biasa saja, karena
mereka tidak mengerti arti dari kekal itu. Seolah-olah hukuman kekal itu
bermakna hukuman yang sementara, seperti seorang guru yang menghukum muridnya
beberapa menit. Tetapi benarkah itu? Jonathan Edwards, seorang filsuf dan
teolog Reformed (Calvinisme) dari Amerika Serikat dalam khotbahnya yang
termasyur Sinners in the Hands of an
Angry God (Orang Berdosa di Tangan Allah yang Murka) pernah menggambarkan
hukuman kekal itu sebagai berikut:
Murka itu berlangsung kekal. Mengalami murka dan kegeraman Allah yang mahakuasa untuk sesaat saja sudah sangat mengerikan, sedangkan Anda harus mengalaminya sepanjang kekekalan. Takkan ada perhentian bagi penderitaan yang luar biasa mengerikan ini. saat memandang ke depan, Anda akan melihat kekekalan, suatu masa tiada akhir yang ada dihadapan Anda, yang akan menghapus seluruh pemikiran Anda, dan mengosongkan jiwa Anda, hingga akhirnya Anda benar-benar berhenti mengharapkan datangnya pelepasan, perhentian, pengurangan siksaan, dan kedamaian. Anda akan segera tahu bahwa Anda harus menjalani masa-masa panjang, berjuta-juta abad, untuk bergumul dan berjuang melawan pembalasan mahadahsyat yang tak mengenal belas kasihan itu. lalu, setelah menjalaninya, setelah berabad-abad melaluinya, Anda akan mendapati betapa semua keadaan itu masih akan terus berlangsung. Demikianlah, sesungguhnya hukuman Anda akan berlangsung selamanya.[1]
Lalu Edwards meratapi
keadaan itu dengan berkata, “Oh, siapakah yang dapat membayangkan keadaan orang
yang berada dalam situasi seperti itu!”[2]
Sekarang, apakah Anda
sudah mendapatkan gambaran mengenai hukuman kekal itu? Jika ya, apakah anda
merasa baik-baik saja? Merasa tenteram? Merasa sehat? Untuk orang-orang yang
berpikir seperti itu, simaklah kata-kata Edwards berikut ini:
Tetapi, astaga! Berapa banyak jiwa yang mungkin masih akan mengingat khotbah ini di neraka? Dan merupakan suatu keajaiban jika sebagian orang yang hadir saat ini belum juga pergi ke neraka dalam waktu dekat ini, bahkan sebelum tahun ini berakhir. Namun juga bukanlah suatu keajaiban jika sebagian orang yang saat ini duduk di sini, di sejumlah kursi dalam ruang ini, yang dalam keadaan sehat, aman, dan tenteram, akan berada di neraka sebelum fajar menyingsing esok pagi. Anda yang tetap berada dalam kondisi baik-baik saja, yang masih belum pergi ke neraka akan segera menyusul ke sana! Hukuman bagi Anda tidak akan diluputkan melainkan akan segera tiba, dan mungkin sekali akan menimpa Anda secara mendadak.[3]
Jika anda belum
mengenal pribadi dan karya Yesus Kristus, dan masih merasa aman, sehat dan
tenteram, serta tidak merasa pantas menerima hukuman kekal, maka camkanlah
kata-kata Jonathan Edwards di atas. Itu hanya masalah waktu untuk mati dan
kemudian ke neraka. Tetapi jika Anda tidak ingin pergi ke sana, Alkitab hanya
memberikan satu cara untuk lolos, “Percayalah kepada Tuhan
Yesus Kristus dan engkau akan selamat,” (Kisah Para Rasul 16:31). Paulus
mengatakan, “Demikianlah sekarang
tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 8:1).
Sadarilah
bahwa Anda manusia berdosa, yang pantas dilemparkan ke dalam neraka, kemudian
datanglah dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda, dan
bertobatlah dari semua dosa-dosa Anda!
Sudahkah
Anda percaya kepada Kristus? Semoga Tuhan menolong Anda!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar