Kamis, 04 Oktober 2018

NOTE TENTANG PENEBUSAN TAK TERBATAS (UNLIMITED ATONEMENT) VS PENEBUSAN TERBATAS (LIMITED ATONEMENT)

Oleh: Join Kristian Zendrato

Semua orang Kristen yang mempercayai Alkitab sebagai Firman Allah yang tidak bisa salah pasti mempercayai satu hal ini, yakni bahwa Yesus mati di kayu salib untuk menebus kita dari dosa. Tetapi ada satu hal yang banyak diperdebatkan di antara orang-orang Kristen, yaitu mengenai apakah pada saat Yesus mati, Dia mati untuk semua orang atau hanya untuk sebagian orang?

Orang-orang Arminian menjawab pertanyaan di atas dengan menegaskan bahwa Yesus mati untuk semua orang, darah Yesus yang tertumpah di atas kayu salib benar-benar dicurahkan untuk semua orang tanpa terkecuali. Ini bukan berarti orang-orang Arminian percaya bahwa pada akhirnya semua orang akan diselamatkan. Mereka percaya bahwa kematian Kristus di atas kayu salib itu memungkinkan semua orang untuk diselamatkan, karena Yesus memang mati untuk mereka semua. Hanya jika mereka menolak untuk percaya kepada Kristus, mereka akan binasa meskipun Yesus telah mati bagi mereka.[1]
 
Pada saat saya menulis ini, saya baru saja membaca buku Louis Berkhof yang berjudul Summary of Christian Doctrine (belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia).  Dalam bukunya tersebut, Berkhof yang adalah orang Reformed, menjelaskan posisi Arminianisme ini. Berkhof menulis:
Roman Chatolics, Lutherans, and Arminians of every description regard to the atonement of Christ as universal. This does not mean that their estimation all men will be saved, but merely that Christ suffered and died for the purpose of saving all without any exception. They admit that the intended effect is not achieved. Christ did not actually save, but made salvation possible for all. Their actual redemption is dependent on their own choice (terjemahan: Roma Katolik, Lutheran, dan Arminian dari setiap deskripsi menganggap penebusan Kristus sebagai universal. Ini tidak berarti bahwa perkiraan mereka semua manusia akan diselamatkan, tetapi hanya bahwa Kristus menderita dan mati untuk tujuan menyelamatkan semua tanpa kecuali. Mereka mengakui bahwa efek yang diinginkan tidak tercapai. Kristus sebenarnya tidak benar-benar menyelamatkan, tetapi membuat keselamatan menjadi mungkin bagi semua orang. Penebusan aktual mereka tergantung pada pilihan mereka sendiri).[2]
Untuk mendukung tesis mereka ini, biasanya orang-orang Arminian mengutip teks-teks Alkitab yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk dunia, misalnya Yoh. 1:29; 1 Yoh. 2:2; 4:14; atau teks-teks yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk semua orang, misalnya 1 Tim. 2:6; Tit. 2:11; Ibr. 2:9; dan sebagainya. Konsep Arminianisme ini biasanya disebut dengan istilah unlimited atonement (penebusan tak terbatas).

Tetapi bertentangan dengan pandangan Arminianisme, orang-orang Reformed justru mempercayai penebusan terbatas atau biasanya disebut dengan istilah limited atonement. Kalau Arminianisme percaya bahwa Yesus mati untuk setiap orang tanpa terkecuali, maka orang Reformed percaya bahwa Kristus mati hanya untuk orang-orang pilihan (mengenai orang-orang pilihan, saya telah membahas hal itu di tempat lain. Untuk pembaca yang mau baca, silahkan  klik di sini). Louis Berkhof meringkas kepercayaan Reformed ini dalam kata-katanya berikut ini:
Reformed Churchs on the other hand believe in a limited atonement. Christ suffer and died for the purpose of saving only the elect, and that purpose is actually accomplished. Christ not merely made salvation possible but really saves to the uttermost everyone of those for whom he laid down His life (terjemahan: Gereja-gereja Reformed di sisi lain percaya pada penebusan terbatas. Kristus menderita dan mati untuk tujuan menyelamatkan hanya umat pilihan, dan tujuan itu benar-benar tercapai. Kristus tidak semata-mata membuat keselamatan menjadi mungkin, tetapi benar-benar menyelamatkan sepenuhnya setiap orang kepada siapa Ia menyerahkan hidup-Nya).[3]
Dasar dari pandangan Reformed ini adalah ayat-ayat Alkitab yang menyatakan bahwa Kristus mati atau menyerahkan diri-Nya untuk umat-Nya (mis. Mat. 1:23), domba-domba-Nya (Yoh. 10:11; 15), Gereja (Kis. 20:28; Ef. 5:25:27), atau kepada orang-orang pilihan (Rm. 8:32-35).[4]   

Lalu pandangan siapakah yang benar? Saya yakin bahwa pandagan Reformedlah yang benar. Ada beberapa argumentasi yang mendasari pernyataan saya ini:
  1. Saya percaya adanya predestinasi yang berarti Allah telah menetapkan sejak kekekalan sebagian orang untuk diselamatkan dan sebagian orang untuk binasa (mengenai predestinasi, saya telah membahasnya di tempat lain, klik di sini). Jika kita menerima predestinasi, maka otomatis kita percaya bahwa Allah tidak menghendaki semua orang untuk diselamatkan, dan dengan demikian Yesus juga tidak mungkin mati dengan tujuan menyelamatkan orang-orang yang tidak dikehendaki-Nya untuk selamat.
  2. Saya beranggapan bahwa jika Yesus mati untuk semua orang, maka itu bisa menimbulkan ajaran sesat. Jika Yesus mati untuk semua orang dengan tujuan menyelamatkan mereka, maka kemungkinannya hanya dua: (1) Yesus berhasil mencapai tujuannya, dan dengan demikian semua orang diselamatkan. Tapi ini tidak mungkin karena Alkitab memberitahu bahwa banyak orang yang masuk ke neraka. (2) Yesus tidak berhasil mencapai tujuannya. Dia mati untuk semua orang dengan tujuan menyelamatkan mereka, tetapi faktanya banyak orang tidak diselamatkan. Tetapi lagi-lagi ini tidak mungkin karena Kristus adalah Allah (Yoh. 1:1; Ibr. 1:8), dan rencana Allah itu tidak bisa gagal (Ayub 42:2). Yang manapun yang dipilih, dua kemungkinan ini sama-sama sesat.
  3. Saya beranggapan bahwa ketika Kristus mati di atas kayu salib, Dia benar-benar menanggung seluruh hukuman dosa orang yang mau ditebus-Nya tanpa terkecuali (Rm. 4:25). Dalam kematian-Nya, Kristus menggantikan posisi umat-Nya. Kita yang seharusnya dihukum, tetapi karena Kristus mengasihi kita, maka Dia menggantikan kita untuk menanggung hukuman itu (Yes. 53:2-5). Jika ini benar, maka jika pada akhirnya ada orang yang baginya Kristus telah mati untuk menanggung seluruh hukuman dosanya, tetapi orang itu tetap masuk neraka, maka Allah tidak adil. Kenapa? Karena Allah menghukum dosa tersebut dua kali. Satu kali dalam diri Kristus, dan satu kali lagi terhadap orang yang kepadanya Kristus telah mati. Jelas ini tidak mungkin. Loraine Boettner mempertahankan argumentasi ini dalam kata-katanya berikut ini: “Selain itu, dengan mengatakan bahwa Allah telah menimpakan dosa seluruh umat manusia ke atas Kristus, berarti berkenaan dengan mereka yang mengalami kebinasaan, Allah menghukum dosa mereka sebanyak dua kali, satu kali dalam diri Kristus, dan sekali lagi dalam diri mereka sendiri. Tentu saja hal ini tidak adil. Jika Kristus telah membayar hutang-hutang mereka, itu berarti mereka telah bebas.”[5]
  4. Alkitab menunjukkan bahwa ada orang-orang yang telah masuk neraka sebelum Kristus mati di kayu salib untuk menebus dosa. Perhatikan Yudas 1:7 yang menyatakan, “ sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” Dalam ayat ini, sangat jelas bahwa orang-orang yang dibicarakan adalah orang-orang Sodom dan Gomora yang hidup pada masa Perjanjian Lama. Dan mengenai mereka, dinyatakan bahwa mereka telah menanggung siksaan api kekal. Hal ini pastinya menunjuk pada neraka. Nah, jika Yesus mati di Kayu Salib untuk semua orang, maka konsekuensinya Dia mati bagi orang-orang yang telah masuk dalam neraka, yang notabene disana tidak ada kesempatan lagi untuk diselamatkan. Bukankah ini konyol? Untuk apa Yesus mati (dengan tujuan menyelamatkan) untuk orang-orang yang tidak ada kemungkinan untuk diselamatkan?
  5. Lalu bagaimana ayat-ayat yang digunakan oleh Arminianisme untuk mendukung pandangan mereka? Pertama-tama, jika hal itu mereka tafsirkan untuk mendukung pendapat mereka tentang penebusan tak terbatas (unlimited atonement), maka mereka dalam bahaya yang besar. Pasti penafsiran itu bertentangan dengan poin a) – d) yang telah saya jelaskan di atas. Saya kira tidak ada jalan keluar untuk menentang poin-poin yang telah saya jelaskan di atas. Kedua, lalu bagaimana kita menafsirkan ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk dunia, misalnya Yoh. 1:29; 1 Yoh. 2:2; 4:14; atau teks-teks yang menyatakan bahwa Yesus mati untuk semua orang, misalnya 1 Tim. 2:6; Tit. 2:11; Ibr. 2:9; dan sebagainya? Saya setuju dengan Louis Berkhof ketika ia berkata, “If the Bible sometimes says that Christ died for the world, John 1:29; 1 John 2:2; 4:14, or for all, 1 Tim. 2:6; Tit. 2:11; Heb. 2:9, this evidently means that He died for people of all nations of the world, or (insome instances) for all kinds or classes of people.”[6] Maksud Berkhof adalah Jika Alkitab kadang-kadang mengatakan bahwa Kristus mati bagi dunia, ini jelas berarti bahwa Dia mati bagi orang-orang dari semua bangsa di dunia, atau untuk semua jenis atau kelas manusia. Pada saat Berkhof menyatakan “He died for people of all nations of the world” (Dia mati bagi orang-orang dari semua bangsa), ia tidak bermaksud bahwa Yesus mati untuk setiap indvidu, tetapi yang dia maksud adalah Kristus mati untuk orang-orang pilihan-Nya yang ada di setiap bangsa. Mungkin di bangsa Amerika umat-Nya sekian-sekian, maka Dia mati untuk mereka. Di bangsa Indonesia, umat-Nya sekian-sekian, maka Dia mati untuk mereka, dan ini berlaku untuk setiap bangsa. Kemudian pada saat Berkhof mengatakan “for all kinds or classes of people” (untuk semua jenis atau kelas manusia), lagi-lagi Berkhof tidak sedang bermaksud menyatakan bahwa Yesus mati untuk setiap Individu, tetapi maksudnya adalah Yesus mati bagi orang-orang pilihan-Nya yang ada dalam berbagai jenis dan kelas, karena Dia mempunyai orang pilihan di antara para raja dan orang-orang kelas rendah, dan berbagai macam kelas-kelas manusia lainnya. 
Jadi, dari semua ini, saya dengan yakin mempercayai pandangan Reformed yang menyatakan bahwa Kristus hanya mati untuk orang-orang pilihan. Karena jika tidak, bagaimana anda menjawab semua argumentasi di atas? Berikan saya tanggapan Anda di kolom komentar! 

[1]Lihat misalnya buku J. Wesley Brill, Dasar yang Teguh (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1998), hal. 118-120.
[2]Louis Berkhof, Summary of Christian Doctrine (Grand Rapids, Mi.: Eerdmans, 1984), hal. 115.  
[3]Berkhof, Summary of Christian Doctrine, hal. 115. 
[4]Lihat Berkhof, Summary of Christian Doctrine, hal. 115. 
[5]Loraine Boettner, Iman Reformed (Surabaya: Momentum, 2000), hal. 33-34. 
[6]Berkhof, Summary of Christian Doctrine, hal. 115. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...