Oleh: Join Kristian Zendrato
Media sosial telah menjadi sumber informasi yang
menguntungkan pada saat ini. Bukan hanya itu, media sosial juga bisa menjadi
wadah bagi setiap orang untuk mengekspresikan dirinya dan ide-idenya dalam
beragam bentuk: gambar, video, tulisan, dsb.
Hal ini tidak mengecualikan bidang yang saya tekuni: bidang
teologi. Anda akan melihat tulisan-tulisan, video-video tentang dunia teologi
bertebaran di media sosial. Kita tentunya tidak bisa berharap bahwa semua
tulisan dan video tentang teologi di media sosial akan mengusung satu paham
teologi yang sama. It is imposible.
Konten-konten dengan paham teologi yang benar dan menyimpang
menghiasi media sosial kita. Pengaruhnya bagi banyak orang tentu sangat besar.
Kritis adalah pedang yang sangat dibutuhkan dalam menilai setiap konten ini.
Dalam hal ini, media sosial bisa diibaratkan seperti ring
tinju yang berfungsi sebagai tempat para petinju bertarung. Bedanya, di ring
tinju orang bertarung dengan fisik. Di media sosial orang bertarung dengan
gagasan. Di media sosial, kita mempromosikan, dan mempertahankan apa yang kita
anggap benar.
Sebagai seorang yang peduli dan menekuni bidang teologi,
saya melihat bahwa media sosial merupakan wadah pertarungan antara teologi yang
benar dengan teologi yang salah. Antara kebenaran dan kesesatan.
Jika paham-paham teologi yang salah disebarkan dengan masif
oleh banyak orang di media sosial, maka tidak bisa tidak, paham teologi yang
benar juga harus disebarkan dengan masif. Di mana kesesatan ditaburkan, maka
cangkul kebenaran harus disiapkan untuk mencabutnya.
Masalahnya, adakah yang mau bertarung di atas "ring
tinju" ini? Jelas, sudah banyak petarung, tetapi rasanya terus kelihatan
tidak cukup, sebab lawannya semakin banyak pula.
Ini akan berlangsung lama, dan bibit-bibit baru dibutuhkan
untuk bertarung, sebab tak selamanya "para senior" tetap ada.
Semoga Tuhan mengaruniakan petarung-petarung tangguh lebih
banyak lagi, dan mengobarkan banyak hati untuk mempertahankan kebenaran
Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar