Oleh: Join Kristian Zendrato
Saya percaya bahwa Yesus bangkit dari kematian secara
fisik. Jika Yesus tidak bangkit maka Kekristenan tidak mungkin ada. Justru
karena kebangkitan Yesus, maka murid-murid Yesus berani memberitakannya kepada
orang banyak.
Khotbah dan pengajaran mula-mula para rasul dipenuhi dengan
konfirmasi bahwa Yesus bangkit dari kematian secara fisik. Misalnya dalam
khotbahnya, Petrus berkata, "Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan
tentang hal itu kami semua adalah saksi" (Kisah Para Rasul 2:32).
Akibat pemberitaan itu, akhirnya banyak orang yang percaya
dan menyerahkan diri untuk dibaptis (bdk. Kisah Para Rasul 2:41). Melihat
situasi ini, para pemimpin agama Yahudi menjadi jengkel karena mungkin banyak
dari rakyat mereka yang meninggalkan mereka dan memeluk kepercayaan baru yakni
Injil tentang kematian dan kebangkitan Yesus.
Kejengkelan para pemuka agama Yahudi berujung pada
penangkapan Petrus dan Yohanes (Kisah Para Rasul 4:1-3). Mereka ditangkap
karena memberitakan bahwa Yesus yang telah mati itu telah bangkit dari kematian
secara fisik.
Apakah mungkin para murid yang memberitakan kebangkitan
Yesus itu salah atau berbohong mengenai berita mereka? Saya yakin tidak. Jika
mereka ternyata berbohong maka gampang sekali membuktikan kebohongan mereka.
Ingat bahwa mereka mula-mula berkhotbah di Yerusalem, maka seandainya mereka
berbohong mengenai kebangkitan Yesus, maka para pemimpin agama Yahudi yang
membenci mereka tinggal mengambil mayat Yesus dari kuburan dan menunjukkannya
kepada masyarakat. Perkara selesai.
Tetapi para pemimpin agama Yahudi tidak melakukan hal itu,
dan tidak bisa melakukannya, karena mayat Yesus tidak ada dalam kuburan.
Faktanya: kubur itu kosong (bdk. Matius 28:5-7; Markus 16:6; Lukas
24:1-12;Yohanes 20:1-10).
Mungkin ada yang berkata, "Oh pasti murid-murid Yesus
telah mencuri mayat Yesus!" Tetapi ini pun keliru. Pertimbangkanlah
beberapa hal ini:
Pertama. Jika memang murid-murid Yesus mencuri mayat Yesus
dan memberiitakan kabar bohong kepada banyak orang bahwa Yesus telah bangkit
dari kematian, maka bukankah aneh jika mereka mau menderita bahkan mau mati
demi kebohongan itu. Apakah mungkin mereka rela mati dan menderita demi
mempertahankan sesuatu yang mereka sendiri tahu bahwa itu adalah kebohongan
mereka sendiri? Tidak mungkin.
Kedua. Jika memang murid-murid Yesus mencuri mayat Yesus
bukankah aneh jika dalam kuburan Yesus tertinggal kain kafan pembungkus mayat
Yesus (Yohanes 20:5)? Apakah pencuri mayat mau berlambat-lambat dengan membuka
kain kafan pembungkus mayat terlebih dahulu kemudian baru mengambil mayatnya?
Jelas itu sangat tidak masuk akal.
Dari semua ini, saya yakin dengan mutlak bahwa Yesus memang
benar-benar bangkit dari kematian secara fisik. Jika Yesus tidak bangkit maka
Kekristenan salah. Dan seperti kata Paulus, "Tetapi andaikata Kristus
tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
kepercayaan kamu. Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah,
karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus — padahal
Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak
dibangkitkan. ... Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah
kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga
orang-orang yang mati dalam Kristus" (1 Korintus 15:14-15; 17-18).
Setiap orang yang tidak mengakui bahwa Yesus bangkit dari
kematian adalah pemfitnah Yesus Kristus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar