Oleh: Join Kristian Zendrato
Saya sudah lama ingin menulis mengenai hal ini, tapi baru
terealisasi saat ini. Saya menulis ini karena saya melihat di Facebook, banyak
orang Kristen yang setiap ada orang meninggal, apapun kepercayaannya, akan
menuliskan "Rest In Peace (R.I.P)" sebagai tanda turut berdukacita.
Saya tak masalah kalau kita turut berduka atas kepergian
seseorang. Tapi, kenapa perasaan berduka itu harus diungkapkan dengan tulisan
"R.I.P"
Rest In Peace artinya adalah Beristirahat Dalam Damai. Damai
setelah kematian adalah memasuki surga dan bertemu dengan Tuhan Yesus.
Tetapi pernahkah kita berpikir bahwa tak semua orang akan
pergi ke surga? Orang-orang yang akan pergi ke surga setelah kematian hanyalah
orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 3:16).
Sebaliknya orang-orang yang tak percaya kepada Yesus akan ke
neraka selama-lamanya. Dan dalam Kitab Wahyu, keadaan ini digambarkan sebagai
berikut: "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai
selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu
mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah
menerima tanda namanya." (Wahyu 14:11).
Perhatikan bahwa dalam teks di atas orang-orang yang akan ke
neraka dikatakan mengalami siksaan. Dan "siang malam mereka tidak
henti-hentinya disiksa." Ini adalah gambaran yang keras mengenai nasib
akhir orang-orang tak percaya kepada Yesus. Gambaran ini tidak menyiratkan
peristirahatan dalam damai seperti yang terindikasi dalam ucapan R.I.P.
Dalam cerita yang sangat terkenal mengenai Lazarus dan Orang
kaya, kita mendapati orang kaya itu setelah kematiannya masuk ke neraka. Dan
mengenai hal itu, Lukas menulis: "Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur.
Dan... ia menderita sengsara di alam maut." (Lukas 16:23). Gambaran ini
juga jelas jauh dari suasana peristirahatan dalam damai.
Semua penjelasan ini seharusnya membuat kita tidak
sembarangan menuliskan R.I.P. Orang yang tak mempercayai Yesus sebagai
Juruselamatnya satu-satunya(Yohanes 14:6; Kisah Rasul 4:12) tidak akan
beristirahat dalam damai setelah ia mati. Ia justru akan menghadapi murka dan
hukuman Allah yang membuatnya tak bisa beristirahat selama-lamanya.
Berbahagialah orang yang menaruh pengharapan jiwanya kepada
Yesus. Karena hanya mereka yang akan mendapatkan peristirahatan yang damai
ketika mereka mati. Alkitab berkata, "Berbahagialah orang-orang mati yang
mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh,
"supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala
perbuatan mereka menyertai mereka." (Wahyu 14:13).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar