Sabtu, 21 Mei 2022

KEMATIAN YESUS SEBAGAI PENGGANTI DAN RELASINYA DENGAN 2 PERTANYAAN: APAKAH YESUS MATI UNTUK SEMUA ORANG? DAN APAKAH ORANG KRISTEN SEJATI YANG UNTUKNYA YESUS MATI BISA KEHILANGAN KESELAMATAN?

Oleh: Join Kristian Zendrato

Bagian 3

Dalam bagian 2 sebelumnya, saya telah menjawab pertanyaan pertama dalam judul besar di atas, "Apakah Yesus mati untuk semua orang tanpa terkecuali?" Jawaban saya terhadap pertanyaan di atas adalah "Tidak. Yesus HANYA mati untuk sebagian orang yaitu umat pilihan-Nya."

Sekarang pada bagian 3 ini, saya akan menjawab pertanyaan kedua pada judul besar di atas, "Apakah orang Kristen sejati yang untuknya Yesus mati bisa kehilangan keselamatan?"

Nah topik ini juga sebenarnya dibahas dalam poin ke-5 dari 5 Pokok Calvinisme yakni Persevarance of The Saints (Ketekunan Orang-orang Kudus). 

Lagi-lagi, dalam hal ini Calvinisme menjawab pertanyaan di atas dengan, "Tidak bisa." Sedangkan Arminianisme menjawab, "Ya, bisa."

Lagi-lagi, saya akan membela posisi Calvinisme dan dengan demikian saya memegang doktrin Perseverance of The Saints. Argumen yang akan saya kembangkan di sini, lagi-lagi sangat bergantung pada pembahasan di bagian 1 dari tulisan ini. Jadi untuk yang belum membaca bagian 1, silakan membacanya terlebih dahulu, supaya argumen yang hendak saya bangun dapat dipahami dengan utuh.

Apakah orang Kristen sejati yang untuknya Yesus mati bisa kehilangan keselamatan?

Untuk menjawab hal ini, mari kita pikirkan kembali sejenak pembahasan saya di bagian 1. Yesus adalah pengganti kita. Dia menanggung seluruh hukuman dosa umat-Nya tanpa tersisa sedikitpun.

Kalau demikian, maka apalagi yang bisa membuat mereka kehilangan keselamatan dan dihukum ke dalam neraka? Bukankah semua hukuman dosa mereka telah ditanggung oleh Yesus?

Jika sampai ada orang yang telah digantikan oleh Yesus untuk menanggung hukumannya, dan orang itu tetap saja masuk neraka dan dengan demikian kehilangan keselamatannya, maka bukankah Allah telah melakukan penghukuman dobel, satu dalam diri Kristus Sang Pengganti dan satu lagi dalam diri orang yang digantikan oleh Kristus. 

Jika Allah melakukan penghukuman dobel maka Allah tidak adil. Tetapi faktanya, Allah itu adil. Dan karena Dia adil maka jika seseorang itu telah digantikan oleh Yesus untuk menanggung semua hukuman dosanya, maka orang itu terbebas dari hukuman apa pun. Roma 8:1 berkata, "Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus." 

John Owen berkata demikian, "Jika Ia (Yesus) mati menggantikan orang lain, maka pastilah mereka yang digantikan-Nya sekarang harus sudah bebas dari murka dan penghakiman Allah. (Allah tidak mungkin berlaku tidak adil dengan menghukum baik Kristus dan mereka yang digantikan-Nya) [dikutip dari John Owen, Kematian Yang Menghidupkan [Surabaya: Momentum, 2001], hal. 74. Buku kecil ini merupakan versi ringkasan dalam bahasa yang disederhanakan dari buku klasik John Owen: The Death of Death In The Death of Christ]. 

Dalam bukunya yang lain, John Owen berkata, "Bapa memperlakukan Putra-Nya dengan keadilan yang sempurna, tidak mengurangi hukuman yang ditanggungkan kepada Kristus. Sekarang tebusannya telah dibayar, tidakkah sang tahanan dibebaskan? Dengan lunasnya hutang, hukum tidak lagi memiliki kekuatan atas orang yang sesungguhnya berhutang" (dikutip dari John Owen, Jaminan Keselamatan Kristen - Christian Are Forever [Surabaya: Momentum, 2017], hal. 39. Buku kecil ini merupakan versi ringkasan dengan bahasa yang disederhanakan dari buku John Owen: The Doctrine of the Saints' Perseverance Explained and Confirmed).

Jadi kalau Yesus telah menanggung seluruh hukuman dosa umat-Nya (yang sudah dan yang akan datang - semuanya), maka keselamatan mereka terjamin, keselamatan mereka tak bisa hilang. 

Jika ada yang berkata, "Bagaimana kalau orang yang hukumannya itu telah ditanggung Kristus tidak percaya?" Maka saya jawab lagi seperti dibagian 2 dengan bertanya, "Apakah tidak percaya itu merupakan dosa?" Ya, pasti itu adalah dosa. Pertanyaan saya, bukankah Yesus mati untuk menanggung setiap hukuman dosa? Jika ketidakpercayaan adalah dosa, maka bukankah itu merupakan salah satu dosa yang karenanya Kristus mati? Orang yang untuknya Yesus mati pasti percaya, karena untuk itulah Yesus mati supaya dosa ketidakpercayaannya teratasi.

Lalu mungkin ditanyakan lagi, "Bukankah banyak orang Kristen yang murtad? Dan bukankah itu membuktikan bahwa orang yang untuknya Yesus mati dan pernah diselamatkan bisa kehilangan keselamatan?" 

Saya menjawab, "Tidak. Tidak ada orang Kristen sejati yang murtad secara permanen. Jika orang itu beragama Kristen, dan mengaku percaya Yesus, dan tau-taunya meninggalkan imannya selama-lamanya, maka sebenarnya orang itu tidak pernah diselamatkan sebelumnya. Ia hanya kelihatan atau tampaknya orang percaya." 

Itulah sebabnya Yohanes menulis: "Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita" (1 Yohanes 2:19).

Fakta bahwa mereka meninggalkan iman merupakan bukti bahwa sebenarnya "mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita."

Jika seseorang sungguh-sungguh memiliki keselamatan, maka seseorang itu tidak akan pernah bisa kehilangan keselamatan itu. Jika seseorang kelihatan kehilangan keselamatan, maka sebenarnya dia tidak pernah memiliki keselamatan. 

Ditulis oleh: Join Kristian Zendrato

-Selesai-

KEMATIAN YESUS SEBAGAI PENGGANTI DAN RELASINYA DENGAN 2 PERTANYAAN: APAKAH YESUS MATI UNTUK SEMUA ORANG? DAN APAKAH ORANG KRISTEN SEJATI YANG UNTUKNYA YESUS MATI BISA KEHILANGAN KESELAMATAN?

Oleh: Join Kristian Zendrato

Bagian 2

Dalam bagian 1, saya telah menjelaskan tentang kematian Yesus yang bersifat menggantikan. Dia menanggung seluruh hukuman dosa umat-Nya yang seharusnya mereka tanggung tanpa tersisa sedikitpun.

Dalam bagian 2 ini, saya akan menjawab pertanyaan pertama dalam judul besar di atas, "Apakah Yesus mati untuk semua orang tanpa terkecuali?" Hal ini biasanya di bahas dalam poin ke-3 dari 5 Pokok Calvinisme (The Five Points of Calvinism) yaitu Limited Atonement (Penebusan Terbatas). Jawaban Calvinisme terhadap pertanyaan di atas adalah "Tidak. Yesus HANYA mati untuk sebagian orang yaitu umat pilihan-Nya." Sedangkan Arminianisme menjawab "Ya. Yesus mati untuk semua orang tanpa terkecuali." 

Saya akan membela posisi Calvinisme dan dengan demikian saya memegang doktrin Limited Atonement. Argumen yang akan saya kembangkan di sini sangat bergantung pada pembahasan di bagian 1 dari tulisan ini. Jadi untuk yang belum membaca bagian 1, silakan membacanya terlebih dahulu, supaya argumen yang hendak saya bangun dapat dipahami dengan utuh.

Pada bagian 1 saya berargumen bahwa Yesus itu mati dengan tujuan menggantikan umat-Nya. Dia menanggung hukuman yang seharusnya ditanggung umat-Nya tanpa tersisa sedikit pun. Dari argumen ini, maka ada 3 pilihan yang diberikan oleh John Owen yang bisa kita pilih. Saya menyebutnya "trilema John Owen" (lihat John Owen, Kematian Yang Menghidupkan [Surabaya: Momentum, 2001], hal. 30-32. Buku kecil ini merupakan versi ringkasan dalam bahasa yang disederhanakan dari buku klasik John Owen: The Death of Death In The Death of Christ). Tiga pilihan tersebut adalah sebagai berikut:

1) Yesus mati untuk menanggung SELURUH hukuman dosa dari SEMUA orang.

2) Yesus mati untuk menanggung SELURUH hukuman dosa dari SEBAGIAN orang.

3) Yesus mati untuk menanggung SEBAGIAN hukuman dosa dari SEMUA orang.

Jika nomor 3) yang benar, maka semua manusia masih mempunyai sebagian dosa, dan sebagian dosa itu tetap membawa mereka ke neraka. Juga, ini bertentangan dengan kesempurnaan karya Kristus. Jadi nomor 3) tidak mungkin benar.

Jika nomor 1) yang benar, lalu mengapa semua manusia tidak diselamatkan? Mengapa ada yang masuk neraka? Bukankah semua hukuman dosa mereka telah ditanggung Yesus? Mungkin dikatakan seperti argumentasi Arminian: "Karena mereka tidak percaya!" Tetapi saya bertanya, "Apakah tidak percaya itu merupakan dosa?" Ya, pasti itu adalah dosa. Pertanyaan saya, bukankah Yesus mati untuk menanggung setiap hukuman dosa? Jika ketidakpercayaan adalah dosa, maka bukankah itu merupakan salah satu dosa yang karenanya Kristus mati? Orang yang untuknya Yesus mati pasti percaya, karena untuk itulah Yesus mati supaya dosa ketidakpercayaannya teratasi. Jadi, argumen nomor 1) yang merupakan argumen Arminian tidak mungkin benar.

Satu-satunya pilihan yang tersisa dan benar adalah nomor 2) yang merupakan posisi Reformed atau Calvinisme yakni bahwa "Yesus mati untuk menanggung SELURUH hukuman dosa dari SEBAGIAN orang."

Arminianisme sering menggunakan ayat-ayat yang mengatakan bahwa Yesus mati untuk seluruh "dunia" dan "semua orang" untuk mendukung poin mereka (misalnya Yohanes 1:29). Tetapi menurut saya, ini tidak benar, karena akan bertentangan dengan hal-hal yang sudah saya jelaskan di atas. Jika ayat-ayat yang mengadung kata "dunia" atau "semua manusia" ditafsirkan bahwa Yesus mati untuk seluruh manusia, maka kita tetap akan bertanya, "lalu mengapa semua manusia tidak diselamatkan? Mengapa ada yang masuk neraka? Bukankah semua hukuman dosa mereka telah ditanggung Yesus?" Dan pasti akan dikatakan lagi: "Karena mereka tidak percaya!" Dan saya sudah menjelaskan tadi sebelumnya bahwa argumentasi ini tidak benar.

Bagi saya sendiri, ayat-ayat yang menyatakan bahwa Yesus mati bagi "dunia" atau "semu orang" itu bisa menunjuk pada setiap orang pilihan di seluruh dunia. Ada orang-orang pilihan di Indonesia, Amerika, Spanyol, dsb. Untuk semua orang-orang pilihan diseluruh dunia itulah Yesus mati.

Jadi kita kembali ke pertanyaan pertama pada judul tulisan ini, "apakah Yesus mati untuk semua orang?" Saya menjawab "Tidak. Yesus hanya mati untuk menanggung SELURUH hukuman dosa dari SEBAGIAN orang, yaitu orang pilihan."

-Bersambung ke bagian 3-

KEMATIAN YESUS SEBAGAI PENGGANTI DAN RELASINYA DENGAN 2 PERTANYAAN: APAKAH YESUS MATI UNTUK SEMUA ORANG? DAN APAKAH ORANG KRISTEN SEJATI YANG UNTUKNYA YESUS MATI BISA KEHILANGAN KESELAMATAN?

Oleh: Join Kristian Zendrato

Bagian 1

Saya akan menulis hal-hal yang tercakup dalam judul besar di atas secara berseri. Pada bagian ini, saya akan menjelaskan secara singkat mengenai kematian Yesus yang bersifat menggantikan, dan pada bagian-bagian selanjutnya, saya akan membahas mengenai relasi kematian Yesus yang bersifat menggantikan itu dengan 2 pertanyaan yang tertera pada judul di atas. 

Mengapa Yesus harus mati? Apa tujuan kematian-Nya? Satu hal yang pasti adalah Yesus mati bukan karena dosa-Nya. Ia tanpa dosa (Ibrani 4:15). Alkitab berkata bahwa Ia mati untuk menggantikan umat-Nya. Ia mati untuk menanggung hukuman yang seharusnya umat-Nya tanggung. Ia mati untuk menanggung murka Allah yang seharusnya umat-Nya tanggung. 

Kita harus selalu mengingat bahwa dosa mempunyai konsekuensi yaitu murka dan hukuman Allah. Jika seseorang berdosa, maka kekudusan Allah bereaksi terhadap hal itu. Orang berdosa itu harus dihukum Allah, dan hukuman ultimat adalah neraka yang kekal. Itu adalah keadilan Allah. 

Jika Allah mau menyelamatkan seseorang, dalam arti tidak menghukumnya dalam neraka karena dosa-dosanya, maka Allah bisa melakukan hal itu hanya setelah Ia menghukum dosa-dosa itu. Masalahnya kalau Ia menghukum dosa-dosa itu, maka tidak ada keselamatan, karena penghukuman terhadap dosa-dosa berlangsung kekal dalam neraka. 

Maka Allah telah menetapkan dengan kasih Satu Pengganti yang akan menggantikan posisi orang-orang tertentu untuk menanggung hukuman mereka yaitu hukuman yang jika mereka sendiri yang menanggung akan berlangsung kekal. Dan Alkitab berkata bahwa Pengganti itu adalah Yesus yang adalah Allah sendiri, dan yang kemudian menjadi manusia (Yohanes 1:14) untuk melaksanakan misi penyelamatan melalui penggantian. 

Itulah sebabnya dalam Yesaya 53:5 dinyatakan bahwa: "Tetapi dia (Yesus) tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia (Yesus) diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya (Yesus), dan oleh bilur-bilurnya (Yesus) kita menjadi sembuh." 

Jadi Yesus tertikam dan diremukkan bukan karena dosa-Nya sendiri, tetapi karena dosa kita. Ia menggantikan kita. Kita yang seharusnya ditikam dan diremukkan, tetapi karena kasih-Nya Ia menggantikan kita mengalami hal itu. 

Itulah arti dari kata-kata Yesus bahwa Ia "memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Markus 10:45). 

John Stott dalam bukunya yang sangat bagus mengenai karya Kristus The Cross of Christ menyatakan dengan mengutip F. Buchsel bahwa kata-kata "tebusan bagi banyak orang" dalam Markus 10:45 secara harfiah seharusnya "suatu tebusan untuk menggantikan demi banyak orang" (Yunani: antilytron hyper pollen). Jadi, seperti kesimpulan Stott, "Kematian Yesus berarti bahwa pada diri-Nya terjadi apa yang seharusnya terjadi pada diri banyak orang. Karena itu menggantikan mereka" (John Stott, Salib Kristus - The Cross of Christ [Surabaya: Momentum, 2015], hal. 223).

Itulah yang Yesus lakukan bagi kita umat-Nya. Ia menggantikan kita untuk menanggung hukuman yang seharusnya kita tanggung. 

Mungkin dipertanyakan bagaimana mungkin Yesus bisa menanggung hukuman kita dalam neraka hanya beberapa jam di atas salib? Jawaban saya: karena kebesaran Kristus. Ini bisa diilustrasikan seperti seorang ayah yang menggantikan anaknya yang berumur 10 tahun untuk memindahkan karung-karung berisi pasir dari tepi laut ke rumah mereka. Jika anak itu misalnya diharuskan memindahkan 20 karung, maka itu bisa memakan waktu berminggu-minggu jika anak itu yang melakukannya. Tetapi jika ayahnya menggantikannya, pekerjaan itu bisa saja selesai hanya dalam beberapa jam saja. Itu dikarenakan "kebesaran" ayahnya. Demikian juga Kristus yang adalah Allah dan Manusia, dengan kebesaran-Nya mampu menanggung semua hukuman dosa umat-Nya tanpa tersisa sedikitpun melalui kematian-Nya di atas salib.

Ya dia menanggung semua hukuman dosa umat-Nya tanpa tersisa sedikitpun. Jika sampai ada sisa hukuman yang tak ditanggung-Nya maka Ia bukan Juruselamat yang sempurna. Tetapi puji Tuhan, Dia telah menanggung semua hukuman itu tanpa tersisa sedikitpun. 

Hal ini membuat keselamatan hanya bisa didapatkan berdasarkan karya Yesus, tidak ada dasar yang lain (Kisah Rasul 4:12). Kalau ada dasar yang lain, maka sia-sialah kematian Yesus Kristus.

-Bersambung ke bagian 2-

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...