Rabu, 21 November 2018

HUKUMAN KEKAL? BERAPA LAMA?

Oleh: Join Kristian Zendrato 

Ayat terkenal Yohanes 3:16 menyatakan, “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Perhatikan khususnya kata-kata yang saya tulis miring. Hidup yang kekal diberikan kepada mereka yang percaya kepada Anak Allah yaitu Yesus Kristus. Nah, secara tidak langsung, hal ini juga menunjukkan bahwa mereka yang tidak percaya tidak diberikan hidup yang kekal, artinya binasa. Lalu apa artinya tidak diberikan hidup yang kekal atau binasa itu? Dalam pasal yang sama di ayat 36-nya, Yohanes menulis, “Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Jadi dalam ayat di atas, percaya kepada Yesus dihubungkan dengan hidup yang kekal, sedangkan tidak taat atau tidak percaya kepada Yesus dihubungkan dengan kondisi murka Allah tetap ada di atasnya. Jadi, kita bisa menyimpulkan dari sini bahwa tidak mendapat hidup yang kekal atau binasa itu adalah merasakan murka Allah secara kekal. Nah, merasakan murka Allah secara kekal itu menunjuk pada penghukuman di dalam neraka secara kekal. Orang kaya yang mengalami hukuman itu digambarkan “menderita sengsara,” “sangat kesakitan dalam nyala api,” (Lukas 16:23, 24). Jadi kondisi “menderita sengsara,” atau “sangat kesakitan dalam nyala api,” akan berlangsung kekal. Itulah keadaan dari orang-orang yang tidak percaya kepada Kristus.

Sekarang mari kita memikirkan makna kata kekal itu. Apa makna keka itul? Banyak yang tidak peduli dengan kata kekal itu. Jadi ketika mereka mendengar kata-kata “hukuman kekal,” mereka biasa-biasa saja, karena mereka tidak mengerti arti dari kekal itu. Seolah-olah hukuman kekal itu bermakna hukuman yang sementara, seperti seorang guru yang menghukum muridnya beberapa menit. Tetapi benarkah itu? Jonathan Edwards, seorang filsuf dan teolog Reformed (Calvinisme) dari Amerika Serikat dalam khotbahnya yang termasyur Sinners in the Hands of an Angry God (Orang Berdosa di Tangan Allah yang Murka) pernah menggambarkan hukuman kekal itu sebagai berikut:  
Murka itu berlangsung kekal. Mengalami murka dan kegeraman Allah yang mahakuasa untuk sesaat saja sudah sangat mengerikan, sedangkan Anda harus mengalaminya sepanjang kekekalan. Takkan ada perhentian bagi penderitaan yang luar biasa mengerikan ini. saat memandang ke depan, Anda akan melihat kekekalan, suatu masa tiada akhir yang ada dihadapan Anda, yang akan menghapus seluruh pemikiran Anda, dan mengosongkan jiwa Anda, hingga akhirnya Anda benar-benar berhenti mengharapkan datangnya pelepasan, perhentian, pengurangan siksaan, dan kedamaian. Anda akan segera tahu bahwa Anda harus menjalani masa-masa panjang, berjuta-juta abad, untuk bergumul dan berjuang melawan pembalasan mahadahsyat yang tak mengenal belas kasihan itu. lalu, setelah menjalaninya, setelah berabad-abad melaluinya, Anda akan mendapati betapa semua keadaan itu masih akan terus berlangsung. Demikianlah, sesungguhnya hukuman Anda akan berlangsung selamanya.[1]
Lalu Edwards meratapi keadaan itu dengan berkata, “Oh, siapakah yang dapat membayangkan keadaan orang yang berada dalam situasi seperti itu!”[2]

Sekarang, apakah Anda sudah mendapatkan gambaran mengenai hukuman kekal itu? Jika ya, apakah anda merasa baik-baik saja? Merasa tenteram? Merasa sehat? Untuk orang-orang yang berpikir seperti itu, simaklah kata-kata Edwards berikut ini:

Tetapi, astaga! Berapa banyak jiwa yang mungkin masih akan mengingat khotbah ini di neraka? Dan merupakan suatu keajaiban jika sebagian orang yang hadir saat ini belum juga pergi ke neraka dalam waktu dekat ini, bahkan sebelum tahun ini berakhir. Namun juga bukanlah suatu keajaiban jika sebagian orang yang saat ini duduk di sini, di sejumlah kursi dalam ruang ini, yang dalam keadaan sehat, aman, dan tenteram, akan berada di neraka sebelum fajar menyingsing esok pagi. Anda yang tetap berada dalam kondisi baik-baik saja, yang masih belum pergi ke neraka akan segera menyusul ke sana! Hukuman bagi Anda tidak akan diluputkan melainkan akan segera tiba, dan mungkin sekali akan menimpa Anda secara mendadak.[3]
Jika anda belum mengenal pribadi dan karya Yesus Kristus, dan masih merasa aman, sehat dan tenteram, serta tidak merasa pantas menerima hukuman kekal, maka camkanlah kata-kata Jonathan Edwards di atas. Itu hanya masalah waktu untuk mati dan kemudian ke neraka. Tetapi jika Anda tidak ingin pergi ke sana, Alkitab hanya memberikan satu cara untuk lolos, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat,” (Kisah Para Rasul 16:31). Paulus mengatakan, “Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus” (Roma 8:1).

Sadarilah bahwa Anda manusia berdosa, yang pantas dilemparkan ke dalam neraka, kemudian datanglah dan percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat Anda, dan bertobatlah dari semua dosa-dosa Anda!

Sudahkah Anda percaya kepada Kristus? Semoga Tuhan menolong Anda!


[1]Jonathan Edwards, Sinners in the Hands of an Angry God, edisi revisi (Surabaya: Momentum, 2010), hal. 43-44. 
[2]Edwards, Sinners in the Hands of an Angry God, hal. 44.  
[3]Edwards, Sinners in the Hands of an Angry God, hal. 45-46.   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...