Minggu, 16 September 2018

YESUS YANG MENYELAMATKAN!

Oleh: Join Kristian Zendrato

Banyak orang yang sepertinya menyanjung moral Kristus dan mau meneladani-Nya, tetapi tidak mengakui-Nya sebagai Juruselamat yang mati untuk menebus dosa mereka. Sikap seperti ini merupakan sikap yang setengah-setengah. Kristus harus pertama-tama menjadi Juruselamat kita, kemudian barulah Dia bisa menjadi teladan bagi kita. Ajith Fernando, seorang teolog Injili dari Srilanka, pernah menceritakan sebuah kisah yang menyentuh mengenai permasalahan ini dalam bukunya The Supremacy of Christ (buku ini telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Penerbit Momentum dengan judul Supremasi Kristus). Kisah ini diadaptasi oleh Ajith Fernando dari seorang yang bernama Dr. Robert Coleman. Kisah ini bisa ditemukan pada halaman 161 dalam edisi terjemahan bahasa Indonesia. Berikut kisahnya!

Dr. Robert Coleman bercerita mengenai Dr. Charles Berry, yang juga seorang pengkhotbah penting di generasi yang lalu. Dididik dalam lingkungan theologis yang liberal, dia bergumul dengan konsep penebusan, pengorbanan Kristus sebagai pengganti. Dia melihat Kristus sebagai seorang guru moral yang besar. Dia melihat kekristenan pada intinya sebagai kehidupan yang baik.

Pada suatu malam dalam pelayanan pertamanya di Inggris, saat sedang duduk belajar, dia mendengar suara ketukan. Setelah membuka pintu, dia menemukan seorang anak perempuan Lanchashire yang berpakaian buruk. Anak itu bertanya, “Apakah Anda seorang pendeta?” Ketika dia menjawab “Ya,” anak itu berkata, “Cepat, Anda harus ikut dengan saya. Saya ingin Anda membawa masuk ibu saya.” Dia mengira ini seperti kasus wanita mabuk di jalan. Dia berkata, “Mengapa tidak memanggil polisi?” Anak itu menjawab, “Tidak, ibu saya sedang sekarat, dan anda harus secepatnya ikut dengan saya dan membawanya ke surga.”

Pendeta muda ini pergi bersama anak itu dan berdiri di samping ibunya. Dia berlutut di samping ibu itu dan mulai menggambarkan kebaikan Yesus, menjelaskan kedangan-Nya untuk menunjukkan bagaimana hidup yang tidak egois. Tiba-tiba wanita itu berkata, “Pendeta, hal itu tidak berguna bagi orang seperti saya. Saya seorang berdosa. Saya telah menjalani hidup saya sebagai seorang berdosa. Bisakah Anda memberi tahu saya mengenai seorang yang bisa berbelas kasih terhadap saya dan menyelamatkan jiwa saya yang malang ini?”

Dr. Berry berkata, “Saya berdiri di sana, di hadapan seorang wanita yang sedang sekarat, dan tidak bisa berkata-kata lagi. Untuk bisa mengatakan sesuatu pada wanita ini saya meloncat kembali ke pangkuan ibuku, ke iman masa kecilku, dan menceritakan kepada wanita ini tentang salib dan Kristus yang mampu menyelamatkan.”

Air mata mulai membasahi pipi wanita ini. Dia berkata, “Anda telah menceritakannya, sekarang Anda benar-benar menolong saya.” Beginilah Dr. Berry mengakhiri kisahnya: “Saya ingin Anda tahu kalau saya membawanya masuk dan puji Tuhan, saya juga membawa diri saya masuk.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...