Rabu, 13 Maret 2024

POSTMODERNISME: SEBUAH WORLD VIEW (WAWASAN DUNIA) GOBLOK YANG ABSURD TAPI POPULER

Oleh: Join Kristian Zendrato

Inti dari wawasan dunia (world view) Postmodernisme yang sedang menjamur saat ini, meminjam istilah yang dipopulerkan oleh filsuf asal Perancis Jean-Francois Lyotard adalah, "hilangnya metanarasi." Metanarasi berarti kebenaran objektif, mutlak, dan universal. Dan itulah yang hilang dalam dunia Postmodern.

Implikasinya jelas sangat berbahaya. Jika kebenaran tidak lagi objektif dan universal, maka Anda tidak mempunyai hak untuk mengatakan sesuatu sebagai salah. Semua relatif. Termasuk klaim-klaim teologis.

Setiap klaim-klaim teologis dianggap hanya berlaku pada tempat dan konteks dimana klaim itu diajarkan. Klaim teologis Anda hanya berlaku untuk Anda. Dan setiap klaim teologis sama-sama sah, tidak ada yang salah. Klaim teologis Anda benar untuk Anda, dan klaim teologis Saya benar untuk Saya.

Itulah implikasi yang tak terhindarkan dari relativisme postmodern. Dan suka tidak suka, wawasan dunia seperti ini telah meracuni pemikiran banyak orang Kristen.

Karena itu, tidak heran jika kita sering melihat orang berkata, "Sudahlah, jangan saling menyalahkan ajaran orang lain. Semua ajaran sama-sama benar kok."

Semula, kata-kata seperti di atas kelihatan saleh, tetapi saya akan menunjukkan bahwa kata-kata seperti itu persis menolak dirinya sendiri.

Pertama-tama, mengenai wawasan dunia Postmodern yang menolak kebenaran absolut, saya melihat bahwa wawasan dunia seperti itu tidak bisa berdiri. Sebab, wawasan dunia Postmodern itu sendiri mengusung sesuatu yang mutlak. Postmodern jelas menganggap bahwa pandangan postmodernlah yang seharusnya diikuti oleh semua orang. Dan dengan demikian, Postmodernisme sebenarnya mempresuposisikan sesuatu yang ditolaknya: kebenaran yang objektif, mutlak, dan universal.

Kedua. Jika segala sesuatu relatif maka, pernyataan yang menegaskan hal itu juga harus relatif. Dan jika relatif diartikan sebagai sesuatu yang tidak berlaku mutlak dan universal, tetapi hanya berlaku dalam konteks tertentu, maka klaim itu sendiri harus dianggap hanya berlaku dalam konteks di mana pernyataan itu muncul. Dan dengan demikian tidak berlaku bagi semua orang.

Ketiga. Jika semua klaim dianggap sama-sama benar (misalnya klaim-klaim teologis), maka konsekuensinya adalah pandangan yang menganggap bahwa "semua klaim itu sama-sama benar" harus menganggap pandangan yang menentang pandangan itu sebagai klaim yang benar. Dan ini jelas goblok.

Untuk lebih jelas, saya akan berikan contoh percakapan imajiner berikut:

Si A: "Semua ajaran sama-sama benar kok."

Join: "Gak ah, kamu salah."

Si A: "Kamu yang salah."

Join: "Lah, kan kamu bilang SEMUA ajaran sama-sama benar. Jadi, kalau saya mengatakan bahwa kamu salah, maka itu juga benar kan? Ingat kamu bilang SEMUA ajaran itu benar. Lalu kenapa gak terima kalau saya mengatakan Anda salah?"

Si A: "?"

Jadi, Anda bisa melihat bahwa jika kebenaran objektif tidak ada, dan semua ajaran sama-sama benar, maka dunia ini penuh dengan kegoblokkan yang masif.

Jaga terus akal sehat, jauhi relativisme Postmodern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...