Rabu, 13 Maret 2024

SEBUAH EVALUASI TERHADAP UCAPAN REST IN PEACE (R.I.P)

Oleh: Join Kristian Zendrato

Saya sudah lama ingin menulis mengenai hal ini, tapi baru terealisasi saat ini. Saya menulis ini karena saya melihat di Facebook, banyak orang Kristen yang setiap ada orang meninggal, apapun kepercayaannya, akan menuliskan "Rest In Peace (R.I.P)" sebagai tanda turut berdukacita.

Saya tak masalah kalau kita turut berduka atas kepergian seseorang. Tapi, kenapa perasaan berduka itu harus diungkapkan dengan tulisan "R.I.P"

Rest In Peace artinya adalah Beristirahat Dalam Damai. Damai setelah kematian adalah memasuki surga dan bertemu dengan Tuhan Yesus.

Tetapi pernahkah kita berpikir bahwa tak semua orang akan pergi ke surga? Orang-orang yang akan pergi ke surga setelah kematian hanyalah orang-orang yang percaya kepada Yesus (Yohanes 3:16).

Sebaliknya orang-orang yang tak percaya kepada Yesus akan ke neraka selama-lamanya. Dan dalam Kitab Wahyu, keadaan ini digambarkan sebagai berikut: "Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya." (Wahyu 14:11).

Perhatikan bahwa dalam teks di atas orang-orang yang akan ke neraka dikatakan mengalami siksaan. Dan "siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa." Ini adalah gambaran yang keras mengenai nasib akhir orang-orang tak percaya kepada Yesus. Gambaran ini tidak menyiratkan peristirahatan dalam damai seperti yang terindikasi dalam ucapan R.I.P.

Dalam cerita yang sangat terkenal mengenai Lazarus dan Orang kaya, kita mendapati orang kaya itu setelah kematiannya masuk ke neraka. Dan mengenai hal itu, Lukas menulis: "Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan... ia menderita sengsara di alam maut." (Lukas 16:23). Gambaran ini juga jelas jauh dari suasana peristirahatan dalam damai.

Semua penjelasan ini seharusnya membuat kita tidak sembarangan menuliskan R.I.P. Orang yang tak mempercayai Yesus sebagai Juruselamatnya satu-satunya(Yohanes 14:6; Kisah Rasul 4:12) tidak akan beristirahat dalam damai setelah ia mati. Ia justru akan menghadapi murka dan hukuman Allah yang membuatnya tak bisa beristirahat selama-lamanya.

Berbahagialah orang yang menaruh pengharapan jiwanya kepada Yesus. Karena hanya mereka yang akan mendapatkan peristirahatan yang damai ketika mereka mati. Alkitab berkata, "Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini." "Sungguh," kata Roh, "supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka." (Wahyu 14:13).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DOKTRIN PREDESTINASI REFORMED (CALVINISME)

Oleh: Join Kristian Zendrato A. PENDAHULUAN Dalam tulisan singkat ini, saya akan membahas doktrin predestinasi yang merupakan sala...